A.
Pengertian Akhirat
Asal kata
âkhirah (آخِرَة) adalah al-âkhir (الآخِر) yang berarti lawan dari al-awwal (الأوَّل)
atau “yang terdahulu”. Kata itu juga berarti “ujung dari sesuatu”, sebagaimana
yang terdapat dalam al-Qur’an pada surat Yunus ayat 10
öNßg1uqôãy $pkÏù
oY»ysö6ß §Nßg¯=9$#
öNåkçJ§ÏtrBur $pkÏù
ÖN»n=y 4
ãÅz#uäur óOßg1uqôãy
Èbr& ßôJptø:$#
¬! Éb>u
úüÏJn=»yèø9$# ÇÊÉÈ
“Do'a mereka di dalamnya ialah:
"Subhanakallahumma", dan salam penghormatan mereka ialah:
"Salam". Dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulillaahi Rabbil
'Aalamin".”
dan yang biasanya menunjuk pada
jangka waktu, sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-Hadid ayat 3
uqèd ãA¨rF{$#
ãÅzFy$#ur ãÎg»©à9$#ur
ß`ÏÛ$t7ø9$#ur (
uqèdur Èe@ä3Î/
>äóÓx« îLìÎ=tæ
ÇÌÈ
“Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir
dan yang Bathin[1452] dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”
[1452]
Yang dimaksud dengan yang Awal ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu
ada, yang akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir
ialah, yang nyata adanya karena banyak bukti- buktinya dan yang Bathin ialah
yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.
Akhirat
dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka (kekal) setelah kematian atau sesudah
dunia berakhir. Pernyataan peristiwa alam akhirat sering kali diucapkan secara
berulang-ulang pada beberapa ayat di dalam al-Qur’an sebanyak 115 kali.
B. Term yang semakna
dengan Akhirat
Al-Qur’an
menggunakan beberapa banyak istilah atau kata lain untuk menunjuk peristiwa
alam akhirat, yakni diantaranya :
1)
Yaum al-Qiyamah (Hari Kebangkitan)
Sebagaimana
terdapat dalam surat Al-Qashash ayat 42
öNßg»oY÷èt7ø?r&ur Îû ÍnÉ»yd $u÷R9$# ZpoY÷ès9 ( tPöqtur ÏpyJ»uÉ)ø9$# Nèd ÆÏiB tûüÏmqç7ø)yJø9$# ÇÍËÈ
“Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini dan pada
hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).”
2)
Yaum Ad-din (Hari Pembalasan)
Sebagaimana
terdapat dalam surat Al-Fatihah ayat 4
Å7Î=»tB ÏQöqt ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ
“Yang menguasai di hari Pembalasan[5].”
[5] Yaumiddin
(hari Pembalasan) yaitu hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima
pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk.
3)
Yaum Al-Fashl (Hari Keputusan)
Sebagaimana
terdapat dalam surat Al-Mursalat ayat 14
!$tBur y71u÷r& $tB ãPöqt È@óÁxÿø9$# ÇÊÍÈ
“Dan tahukah kamu Apakah hari keputusan itu?”
4)
Yaum Al-Hisab (Hari Perhitungan)
Sebagaimana
terdapat dalam surat Al-Mu’min ayat 27
tA$s%ur #ÓyqãB ÎoTÎ) ßNõãã În1tÎ/ Nà6În/uur `ÏiB Èe@ä. 9Éi9s3tFãB w ß`ÏB÷sã ÏQöquÎ/ É>$|¡Ïtø:$# ÇËÐÈ
“Dan Musa berkata "Sesungguhnya aku berlindung kepada
Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak
beriman kepada hari berhisab.”
5)
Yaum Al-Jam’i (Hari Pengumpulan) dan Yaum Taghabun (Hari
Pengungkapan Kesalahan)
Sebagaimana
terdapat dalam surat At-Taghabun ayat 9
tPöqt ö/ä3ãèyJøgs ÏQöquÏ9 ÆìôJpgø:$# ( y7Ï9ºs ãPöqt Èûèó$tóG9$# 3 `tBur .`ÏB÷sã «!$$Î/ ö@yJ÷ètur $[sÎ=»|¹ öÏeÿs3ã çm÷Ztã ¾ÏmÏ?$t«Íhy ã&ù#Åzôãur ;M»¨Zy_ ÌøgrB `ÏB $pkÉJøtrB ã»yg÷RF{$# úïÏ$Î#»yz !$pkÏù #Yt/r& 4 Ï9ºs ãöqxÿø9$# ãLìÏàyèø9$# ÇÒÈ
“(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari
pengumpulan, itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi
kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang
besar”.
Selain
yang telah disebutkan diatas, tentunya masih banyak lagi term-term yang semakna
dengan akhirat, yakni “yaum al-Khulud” (Hari kekekalan) di dalam
surat Qaf ayat 34, “yaum ‘aqim” (Hari siksaan) di dalam surat Al-Hajj
ayat 55, “yaum al-Ba’ts” (Hari Kebangkitan) di dalam surat Ar-Rum ayat
56, “yaum at-Talaq” (Hari Pertemuan) di dalam surat Al-Mu’min ayat 15,
dan lain sebagainya.
C.
Hubungan Manusia dengan Akhirat
Telah
kita ketahui bahwa kehidupan manusia tidak terbatas hanya pada kehidupan
duniawi yang semu dan sementara saja, akan tetapi ia akan dikembalikan lagi ke
kehidupan lain untuk kedua kalinya di alam akhirat, agar ia hidup selama-lamanya.
Bahwa kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang hakiki da n sejati, sehingga
dunia ini tidak layak untuk disebut sebagai kehidupan bila dibandingkan dengan
kehidupan akhirat.
Dunia
hanyalah kehidupan sementara bagi manusia untuk melakukan kewajiban-kewajiban
yang mana telah diperintahkan Allah kepadanya yang nantinya akan menjadi
amalan-amalan sebagai bekal di akhirat kelak. Hubungan manusia dan akhirat
bukanlah seperti hubungan dan ikatan antara makhluk di alam dunia ini, tidak
pula seperti yang diduga oleh sebagian orang bahwa apabila seseorang di alam
dunia ini lebih banyak kekuatan, kelezatan, kenikmatan, kekayaan dan
keindahannya, ia akan digiring dalam keadaan yang sama di akhirat nanti. Jika
memang demikian, orang seperti Fir’aun dan Qarun akan lebih banyak memperoleh
kebahagiaan di alam akhirat. Yang jelas, sebagian orang yang hidupnya di alam
dunia ini mengalami kelelahan, kepayahan, dan kesengsaraan, namun hanya karena
usahanya melakukan kewajiban-kewajiban Ilahi, mereka itu akan digiring dalam
keadaan selamat, mulia, penuh keindahan dan kekuatan, akan memperoleh
kenikmatan abadi di alam akhirat kelak.
D.
Eksistensi Akhirat
Kepastian
akan adanya akhirat yaitu adanya syurga dan neraka, memang tidak dapat
dibuktikan secara empiris (pengalaman) sekarang, karena sesuatu belum terjadi.
Tetapi bagi orang yang menggunakan logikanya akan percaya akan hal tersebut.
Apabila
tidak ada akhirat, tidak akan ada mahkamah dimana Allah SWT sendiri yang akan
menjadi hakimnya, tidak ada syurga dan neraka sebagai pembalasan bagi orang
yang baik dan jahat.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi akhirat
mengalami proses mulai dari berakhirnya kehidupan di dunia, yaitu binasanya
semua makhluk yang hidup, baik yang dilangit maupun yang dibumi selain
makhluk-makhluk yang dikecualikan Allah. Dan kemudian benda-benda langit
seperti matahari padam, bintang-bintang berjatuhan, gunung-gunung dan bumi
serta segala isinya dihancurkan pula. Lalu disusul dengan kebangkitan kembali
makhluk-makhluk yang telah dimatikan, api neraka pun dinyalakan dan surga
didekatkan. Pengadilan dan perhitungan dilakukan terhadap yang telah dikerjakan
dan barulah terjadi pembalasan atau ganjaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar