Minggu, 09 November 2014

AKHIRAT





A. Pengertian Akhirat
Asal kata âkhirah (آخِرَة) adalah al-âkhir (الآخِر) yang berarti lawan dari al-awwal (الأوَّل) atau “yang terdahulu”. Kata itu juga be­rarti “ujung dari sesuatu”, sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an pada surat Yunus ayat 10
öNßg1uqôãyŠ $pkŽÏù šoY»ysö6ß §Nßg¯=9$# öNåkçJ§ÏtrBur $pkŽÏù ÖN»n=y 4 ãÅz#uäur óOßg1uqôãyŠ Èbr& ßôJptø:$# ¬! Éb>u šúüÏJn=»yèø9$# ÇÊÉÈ  
“Do'a mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma", dan salam penghormatan mereka ialah: "Salam". Dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulillaahi Rabbil 'Aalamin".”
dan yang biasanya menunjuk pada jangka waktu, sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-Hadid ayat 3
uqèd ãA¨rF{$# ãÅzFy$#ur ãÎg»©à9$#ur ß`ÏÛ$t7ø9$#ur ( uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« îLìÎ=tæ ÇÌÈ  
 “Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452] dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”

[1452] Yang dimaksud dengan yang Awal ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, yang akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, yang Zhahir ialah, yang nyata adanya karena banyak bukti- buktinya dan yang Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.
Akhirat dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka (kekal) setelah kematian atau sesudah dunia berakhir. Pernyataan peristiwa alam akhirat sering kali diucapkan secara berulang-ulang pada beberapa ayat di dalam al-Qur’an sebanyak 115 kali.

B. Term yang semakna dengan Akhirat
Al-Qur’an menggunakan beberapa banyak istilah atau kata lain untuk menunjuk peristiwa alam akhirat, yakni diantaranya :
1) Yaum al-Qiyamah (Hari Kebangkitan)
Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Qashash ayat 42
öNßg»oY÷èt7ø?r&ur Îû ÍnÉ»yd $u÷R9$# ZpoY÷ès9 ( tPöqtƒur ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# Nèd šÆÏiB tûüÏmqç7ø)yJø9$# ÇÍËÈ  
“Dan Kami ikutkanlah laknat kepada mereka di dunia ini dan pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah).”

2) Yaum Ad-din (Hari Pembalasan)
Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Fatihah ayat 4
Å7Î=»tB ÏQöqtƒ ÉúïÏe$!$# ÇÍÈ  
“Yang menguasai di hari Pembalasan[5].”
 [5] Yaumiddin (hari Pembalasan) yaitu hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk.


3) Yaum Al-Fashl (Hari Keputusan)
Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Mursalat ayat 14
!$tBur y71u÷Šr& $tB ãPöqtƒ È@óÁxÿø9$# ÇÊÍÈ  
“Dan tahukah kamu Apakah hari keputusan itu?”

4) Yaum Al-Hisab (Hari Perhitungan)
Sebagaimana terdapat dalam surat Al-Mu’min ayat 27
tA$s%ur #ÓyqãB ÎoTÎ) ßNõãã În1tÎ/ Nà6În/uur `ÏiB Èe@ä. 9ŽÉi9s3tFãB žw ß`ÏB÷sムÏQöquÎ/ É>$|¡Ïtø:$# ÇËÐÈ  
“Dan Musa berkata "Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab.”

5) Yaum Al-Jam’i (Hari Pengumpulan) dan Yaum Taghabun (Hari Pengungkapan Kesalahan)
Sebagaimana terdapat dalam surat At-Taghabun ayat 9
tPöqtƒ ö/ä3ãèyJøgs ÏQöquÏ9 ÆìôJpgø:$# ( y7Ï9ºsŒ ãPöqtƒ Èûèó$tó­G9$# 3 `tBur .`ÏB÷sム«!$$Î/ ö@yJ÷ètƒur $[sÎ=»|¹ öÏeÿs3ムçm÷Ztã ¾ÏmÏ?$t«Íhy ã&ù#Åzôãƒur ;M»¨Zy_ ̍øgrB `ÏB $pkÉJøtrB ㍻yg÷RF{$# šúïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #Yt/r& 4 šÏ9ºsŒ ãöqxÿø9$# ãLìÏàyèø9$# ÇÒÈ  
“(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar”.
Selain yang telah disebutkan diatas, tentunya masih banyak lagi term-term yang semakna dengan akhirat, yakni “yaum al-Khulud” (Hari kekekalan) di dalam surat Qaf ayat 34, “yaum ‘aqim” (Hari siksaan) di dalam surat Al-Hajj ayat 55, “yaum al-Ba’ts” (Hari Kebangkitan) di dalam surat Ar-Rum ayat 56, “yaum at-Talaq” (Hari Pertemuan) di dalam surat Al-Mu’min ayat 15, dan lain sebagainya.

C. Hubungan Manusia dengan Akhirat
Telah kita ketahui bahwa kehidupan manusia tidak terbatas hanya pada kehidupan duniawi yang semu dan sementara saja, akan tetapi ia akan dikembalikan lagi ke kehidupan lain untuk kedua kalinya di alam akhirat, agar ia hidup selama-lamanya. Bahwa kehidupan akhirat merupakan kehidupan yang hakiki da n sejati, sehingga dunia ini tidak layak untuk disebut sebagai kehidupan bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat.
Dunia hanyalah kehidupan sementara bagi manusia untuk melakukan kewajiban-kewajiban yang mana telah diperintahkan Allah kepadanya yang nantinya akan menjadi amalan-amalan sebagai bekal di akhirat kelak. Hubungan manusia dan akhirat bukanlah seperti hubungan dan ikatan antara makhluk di alam dunia ini, tidak pula seperti yang diduga oleh sebagian orang bahwa apabila seseorang di alam dunia ini lebih banyak kekuatan, kelezatan, kenikmatan, kekayaan dan keindahannya, ia akan digiring dalam keadaan yang sama di akhirat nanti. Jika memang demikian, orang seperti Fir’aun dan Qarun akan lebih banyak memperoleh kebahagiaan di alam akhirat. Yang jelas, sebagian orang yang hidupnya di alam dunia ini mengalami kelelahan, kepayahan, dan kesengsaraan, namun hanya karena usahanya melakukan kewajiban-kewajiban Ilahi, mereka itu akan digiring dalam keadaan selamat, mulia, penuh keindahan dan kekuatan, akan memperoleh kenikmatan abadi di alam akhirat kelak.


D. Eksistensi Akhirat
Kepastian akan adanya akhirat yaitu adanya syurga dan neraka, memang tidak dapat dibuktikan secara empiris (pengalaman) sekarang, karena sesuatu belum terjadi. Tetapi bagi orang yang menggunakan logikanya akan percaya akan hal tersebut.
Apabila tidak ada akhirat, tidak akan ada mahkamah dimana Allah SWT sendiri yang akan menjadi hakimnya, tidak ada syurga dan neraka sebagai pembalasan bagi orang yang baik dan jahat.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi akhirat mengalami proses mulai dari berakhirnya kehidupan di dunia, yaitu binasanya semua makhluk yang hidup, baik yang dilangit maupun yang dibumi selain makhluk-makhluk yang dikecualikan Allah. Dan kemudian benda-benda langit seperti matahari padam, bintang-bintang berjatuhan, gunung-gunung dan bumi serta segala isinya dihancurkan pula. Lalu disusul dengan kebangkitan kembali makhluk-makhluk yang telah dimatikan, api neraka pun dinyalakan dan surga didekatkan. Pengadilan dan perhitungan dilakukan terhadap yang telah dikerjakan dan barulah terjadi pembalasan atau ganjaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar