Minggu, 09 November 2014

pengertian al-qur'an




A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an  menurut bahasa, ialah bacaan atau yang dibaca. Al-qur’an adalah “mashdar” yang diartikan dengan arti isim maf’ul, yaitu “maqru”= yang dibaca.
Secara istilah Al-Qur`an adalah "kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang diturunkan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah".
Al-Qur`an adalah kalamullah, firman ALLAH SWT, ia bukanlah kata-kata manusia, maupun kata-kata jin, setan, atau malaikat. Al-Qur`an bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur`an Surah An-Najm ayat 3-4:
$tBur ß,ÏÜZtƒ Ç`tã #uqolù;$# ÇÌÈ   ÷bÎ) uqèd žwÎ) ÖÓórur 4ÓyrqムÇÍÈ
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
Ada pula yang berpendapat, bahwa al-Qur’an " adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, melalui perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas".
B. Term Yang Semakna Dengan Al-Qur’an
Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat banyak nama-nama lain al-Qur’an yang digunakan untuk merujuk kepada al-Qur'an itu sendiri dan dibalik nama itu kita akan memahami fungsi al-Qur’an. Berikut adalah beberapa nama-nama tersebut yang terdapat di dalam ayat-ayat al-Qur’an :
1) Al-Kitab
Lafadzh ini lebih banyak dipakai dalam mushaf. Dia adalah muradif bagi lafadzh “al-Qur’an”. Seperti yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 2 :
y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ  
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya,  petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”
Tafsiran ayat di atas, menurut dalam kitab Jalalain :
ذلك أي هذا الكتاب الذي يقرؤه محمد لاَ رَيْبَ لا شك فِيهِ أنه من عند الله وجملة النفي خبر مبتدؤه ذلك والإشارة به للتعظيم
(Kitab ini) yakni yang dibaca oleh Muhammad SAW, (tidak ada keraguan) atau kebimbangan (padanya) bahwa ia benar-benar dari Allah swt. Kalimat negatif menjadi predikat dari subyek “kitab ini, sedangkan kata-kata isyarat ini dipakai sebagai penghormatan.
2) Al-Huda
Al-Huda artinya petunjuk. Karena itulah fungsi utama diturunkannya al-Qur’an. Seperti yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 185 :
ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 ÇÊÑÎÈ  
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Tafsiran ayat di atas, menurut kitab Jalalain :
{ شَهْرُ رَمَضَانَ الذى أُنزِلَ فِيهِ القرآن } من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا في ليلة القدر، منه { هُدًى } حال هادياً من الضلالة { لّلنَّاسِ وبينات } آيات واضحات {مِنَ الهدى} مما يهدي إلى الحق من الأحكام { وَ } من { الفرقان } مما يفرق بين الحق والباطل
Hari-hari tersebut adalah (bulan Ramadan yang padanya diturunkan al-Quran) yakni dari Lauhil Mahfudz ke langit dunia di malam lailatul qadar (sebagai petunjuk) menjadi hal, artinya yang menunjukkan dari kesesatan (bagi manusia dan penjelasan-penjelasan) artinya keterangan-keterangan yang nyata (mengenai petunjuk itu) yang menuntun pada hukum-hukum yang hak (dan) sebagai (pemisah) yang memisahkan antara yang hak dengan yang batil.
3) Al-Furqan
Al-Furqan artinya pembeda. Seperti yang terdapat dalam surat al-Furqan ayat 1 :
x8u$t6s? Ï%©!$# tA¨tR tb$s%öàÿø9$# 4n?tã ¾ÍnÏö6tã tbqä3uÏ9 šúüÏJn=»yèù=Ï9 #·ƒÉtR ÇÊÈ  
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.
Tafsiran ayat di atas, menurut kitab Jalalain :
(Maha Suci) Allah SWT (yang telah menurunkan al-Furqan) yakni al-Quran, dinamakan al-Furqan karena kandungannya membedakan antara perkara yang hak dan perkara yang batil (kepada hamba-Nya) yakni Nabi Muhammad (agar dia menyampaikannya kepada seluruh alam) yaitu kepada bangsa manusia dan bangsa jin, selain bangsa malaikat (sebagai pemberi peringatan) kepada mereka, dengan memperingatkan mereka akan azab Allah.
4) Adz-Dzikr
Adz-Dzikr artinya peringatan. Seperti yang terdapat dalam surat al-Qamar ayat 25 :
uÅ+ø9âär& ãø.Ïe%!$# Ïmøn=tã .`ÏB $uZÏY÷t/ ö@t/ uqèd ë>#¤x. ׎Űr& ÇËÎÈ  
“Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? sebenarnya Dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong.”
Tafsiran ayat diatas, menurut kitab Jalalain :
(Apakah diturunkan) boleh dibaca tahqiq dan boleh pula dibaca tashil . (wahyu itu) peringatan itu (kepadanya di antara kita) maksudnya, tidak pantas wahyu diturunkan kepadanya. (Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta) di dalam pengakuannya itu yang menyatakan bahwa hal tersebut telah diwahyukan kepadanya (lagi sombong) congkak dan takabur.
Dan inilah beberapa nama yang semakna dengan al-Qur’an, seperti yang telah di jelaskan diatas. Menurut Raisul Mufassirin Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thabary, sebab-sebab al-Qur’an dinamai dengan nama-nama tersebut, nyatalah bagi kita bahwa al-Qur’an dinamai “al-Kitab” karena dia “ditulis”. Dinamai “al-Huda” karena dia merupakan “petunjuk”. Dinamai “al-Furqan” karena dia “membedakan yang benar dan yang salah”. Dan dinamai “adz-Dzikr” karena dia “suatu peringatan” daripada Allah.
C. Macam-macam al-Qur’an diturunkan
Al-Qur’an diturunkan secara bertahap, berangsur-angsur, bukan sekaligus semuanya. Diperoleh dari beberapa pendapat yang nyata, bahwa al-Qur’an diturunkan menurut keperluan, yakni lima ayat, sepuluh ayat, kadang-kadang lebih dan kadang-kadang pula hanya setengah ayat.
Ayat-ayat yang sepuluh ayat sekali turunnya, ialah ayat-ayat yang menerangkan kisah tuduhan terhadap ‘Aisyah dalam surat an-Nur dan ayat-ayat dipermulaan surat al-Mu’minin. Dan diantara ayat yang setengahnya saja diturunkan, ialah firman Allah SWT:
÷bÎ)ur óOçFøÿÅz \'s#øŠtã t$öq|¡sù ãNä3ÏZøóムª!$# `ÏB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù bÎ) uä!$x© 4 žcÎ) ©!$# íOŠÎ=tæ ÒOŠÅ6ym ÇËÑÈ  
“Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. At-Taubah : 28)
Adapula pendapat setengah ulama, bahwa diantara ayat-ayat al-Qur’an ada yang diturunkan bercerai-berai, dan ada yang diturunkan berkumpul-kumpul.
D. Hubungan Al-Qur’an dengan kitab-kitab Allah
Telah kita ketahui bahwa seorang Nabi menerima syariat melalui wahyu yang berasal dari Tuhan untuk dirinya dan juga bisa diberikan kepada umat-umatnya. Sedangkan Rasul adalah seorang nabi yang bertugas menyampaikan syariat, petunjuk atau hal lainnya kepada sebagian umat yang menjadi tanggungannya, Jadi seorang Rasul pastilah dia seorang nabi dan seorang nabi belum tentu berfungsi sebagai Rasul.
Rasul menerima suhuf atau kitab, yang dalam arti harfiahnya bermakna lembaran-lembaran yang tertulis, tertulis dalam arti belum tentu yang ditulis oleh si penerima wahyu, tentang syariat, perintah atau larangan, diantaranya adalah :
  1. Nabi Musa AS diberikan kitab Taurat
  2. Nabi Daud AS diberikan kitab Zabur
  3. Nabi Isa AS diberikan kitab Injil
  4. Nabi Muhammad SAW diberikan kitab Al-Qur’an
Semua kitab-kitab tersebut berasal dari Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu, Tuhan Semesta Alam, Allah SWT. Oleh karena sumbernya satu, maka semua ajarannya adalah sejalan selaras dan bisa dijadikan dasar untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Allah SWT menurunkan kitab kepada umat manusia dengan tujuan memberikan petunjuk jalan, hukum-hukum dan syariat yang bisa digunakan oleh manusia yang beriman untuk keselamatan dunia dan akhirat.
Hubungan al-Qur’an dengan kitab-kitab Allah sebelumnya sangatlah erat. Dalam al-Qur’an telah terdapat rangkuman yang mana terdapat dalam kitab sebelumnya, isi di dalamnya menerangkan bahwa untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya, petunjuk jalan, pembeda antara yang bathil dan yang hak, sebagai penerang. Al-Qur’an berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh manusia dan juga seluruh ilmu pengetahuan pun terdapat didalamnya.
Oleh karena itu al-Qur'an pantas menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia, sepanjang zaman sampai hari kiamat.
E. Fungsi Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1) Sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa al-Qur’an merupakan mukjizat nabi Muhammad SAW.

2) Petunjuk bagi manusia.
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk umat manusia. Seperti yang dijelaskan dalam surat (Q.S Al-Baqarah 2:185)
ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 ÇÊÑÎÈ  
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
3) Sumber pokok ajaran Islam.
Fungsi ini sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum Islam. Ajarannya meliputi persoalan kemanusiaan secara umum, seperti hukum, ibadah, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

4) Peringatan dan pelajaran bagi manusia.
Dalam Al-Qur’an banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat terdahulu, baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka yang menentang dan mengingkari ajaran Nya. Bagi kita,umat yang akan datang kemudian tentu harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan dalam Al-Qur’an.


Bibliografi
Fu’ad Abdul Bᾱqi, Muhammad, Mu’jam Mufahros Li Al-Fadzil Qur’an, Kairo: Dar el-Hadith.
Muhibbin Syah, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an, Jakarta, Bulan Bintang.
Jalaluddin Asy-Syuyuthi dan Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar