A. Pengertian Al-Qur’an
“Al-Qur’an” menurut bahasa, ialah bacaan atau yang
dibaca. Al-qur’an adalah “mashdar” yang diartikan dengan arti isim maf’ul,
yaitu “maqru”= yang dibaca.
Secara istilah Al-Qur`an adalah
"kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang diturunkan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah".
Al-Qur`an adalah kalamullah, firman
ALLAH SWT, ia bukanlah kata-kata manusia, maupun kata-kata jin, setan, atau
malaikat. Al-Qur`an bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan
sihir, bukan pula hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh
Allah SWT dalam Al-Qur`an Surah An-Najm ayat 3-4:
$tBur ß,ÏÜZt Ç`tã #uqolù;$# ÇÌÈ ÷bÎ) uqèd wÎ) ÖÓórur 4Óyrqã ÇÍÈ
“Dan tiadalah yang
diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada
lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
Ada pula
yang berpendapat, bahwa al-Qur’an " adalah firman Allah yang
tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan
Rasul, melalui perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf
yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan
ditutup dengan surat An-Nas".
B.
Term Yang Semakna Dengan Al-Qur’an
Dalam Al-Qur'an sendiri terdapat
banyak nama-nama lain al-Qur’an yang digunakan untuk merujuk kepada al-Qur'an
itu sendiri dan dibalik nama itu kita akan memahami fungsi al-Qur’an. Berikut
adalah beberapa nama-nama tersebut yang terdapat di dalam ayat-ayat al-Qur’an :
1) Al-Kitab
Lafadzh ini lebih banyak dipakai dalam mushaf. Dia adalah
muradif bagi lafadzh “al-Qur’an”. Seperti yang terdapat dalam surat al-Baqarah
ayat 2 :
y7Ï9ºs
Ü=»tGÅ6ø9$#
w |=÷u
¡ ÏmÏù
¡ Wèd
z`É)FßJù=Ïj9
ÇËÈ
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”
Tafsiran ayat di
atas, menurut dalam kitab Jalalain :
ذلك أي هذا الكتاب
الذي يقرؤه محمد لاَ رَيْبَ لا شك فِيهِ أنه من عند الله وجملة النفي خبر مبتدؤه ذلك
والإشارة به للتعظيم
(Kitab ini) yakni yang
dibaca oleh Muhammad SAW, (tidak ada keraguan) atau kebimbangan (padanya)
bahwa ia benar-benar dari Allah swt. Kalimat negatif menjadi predikat dari
subyek “kitab ini”, sedangkan kata-kata isyarat “ini” dipakai sebagai penghormatan.
2) Al-Huda
Al-Huda artinya
petunjuk. Karena itulah fungsi utama diturunkannya al-Qur’an. Seperti yang
terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 185 :
ãöky
tb$ÒtBu üÏ%©!$#
tAÌRé& ÏmÏù
ãb#uäöà)ø9$# Wèd
Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur
z`ÏiB 3yßgø9$#
Èb$s%öàÿø9$#ur 4
ÇÊÑÎÈ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil).
Tafsiran
ayat di atas, menurut kitab Jalalain :
{ شَهْرُ
رَمَضَانَ الذى أُنزِلَ فِيهِ القرآن } من اللوح المحفوظ إلى السماء الدنيا في
ليلة القدر، منه { هُدًى } حال هادياً من الضلالة { لّلنَّاسِ وبينات } آيات
واضحات {مِنَ الهدى} مما يهدي إلى الحق من الأحكام { وَ } من { الفرقان } مما يفرق
بين الحق والباطل
Hari-hari tersebut adalah (bulan Ramadan yang padanya
diturunkan al-Quran) yakni dari Lauhil Mahfudz ke langit dunia di malam lailatul
qadar (sebagai petunjuk)
menjadi “hal”, artinya yang menunjukkan dari kesesatan (bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan) artinya keterangan-keterangan yang nyata (mengenai
petunjuk itu) yang menuntun pada hukum-hukum yang hak (dan) sebagai (pemisah)
yang memisahkan antara yang hak dengan yang batil.
3)
Al-Furqan
Al-Furqan artinya pembeda. Seperti yang
terdapat dalam surat al-Furqan ayat 1 :
x8u$t6s?
Ï%©!$#
tA¨tR
tb$s%öàÿø9$#
4n?tã
¾ÍnÏö6tã
tbqä3uÏ9
úüÏJn=»yèù=Ï9
#·ÉtR
ÇÊÈ
“Maha suci Allah
yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi
pemberi peringatan kepada seluruh alam.”
Tafsiran
ayat di atas, menurut kitab Jalalain :
(Maha Suci) Allah SWT (yang telah menurunkan al-Furqan) yakni al-Quran, dinamakan al-Furqan karena kandungannya membedakan antara perkara yang
hak dan perkara yang batil (kepada hamba-Nya) yakni Nabi Muhammad (agar dia
menyampaikannya kepada seluruh alam) yaitu kepada bangsa manusia dan bangsa
jin, selain bangsa malaikat (sebagai pemberi peringatan) kepada mereka, dengan
memperingatkan mereka akan azab Allah.
4)
Adz-Dzikr
Adz-Dzikr
artinya peringatan. Seperti yang terdapat dalam surat al-Qamar ayat 25 :
uÅ+ø9âär& ãø.Ïe%!$# Ïmøn=tã .`ÏB $uZÏY÷t/ ö@t/ uqèd ë>#¤x. ×Å°r& ÇËÎÈ
“Apakah wahyu itu
diturunkan kepadanya di antara kita? sebenarnya Dia adalah seorang yang amat
pendusta lagi sombong.”
Tafsiran
ayat diatas, menurut kitab Jalalain :
(Apakah diturunkan) boleh dibaca tahqiq dan boleh pula dibaca tashil . (wahyu itu)
peringatan itu (kepadanya di antara kita) maksudnya, tidak pantas wahyu
diturunkan kepadanya. (Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta) di
dalam pengakuannya itu yang menyatakan bahwa hal tersebut telah diwahyukan
kepadanya (lagi sombong) congkak dan takabur.
Dan
inilah beberapa nama yang semakna dengan al-Qur’an, seperti yang telah di
jelaskan diatas. Menurut Raisul Mufassirin Al-Imam Ibnu Jarir Ath-Thabary,
sebab-sebab al-Qur’an dinamai dengan nama-nama tersebut, nyatalah bagi kita bahwa
al-Qur’an dinamai “al-Kitab” karena dia “ditulis”. Dinamai “al-Huda”
karena dia merupakan “petunjuk”. Dinamai “al-Furqan” karena dia
“membedakan yang benar dan yang salah”. Dan dinamai “adz-Dzikr” karena
dia “suatu peringatan” daripada Allah.
C.
Macam-macam al-Qur’an diturunkan
Al-Qur’an
diturunkan secara bertahap, berangsur-angsur, bukan sekaligus semuanya.
Diperoleh dari beberapa pendapat yang nyata, bahwa al-Qur’an diturunkan menurut
keperluan, yakni lima ayat, sepuluh ayat, kadang-kadang lebih
dan kadang-kadang pula hanya setengah ayat.
Ayat-ayat
yang sepuluh ayat sekali turunnya, ialah ayat-ayat yang menerangkan kisah
tuduhan terhadap ‘Aisyah dalam surat an-Nur dan ayat-ayat dipermulaan surat
al-Mu’minin. Dan diantara ayat yang setengahnya saja diturunkan, ialah firman
Allah SWT:
÷bÎ)ur óOçFøÿÅz \'s#øtã t$öq|¡sù ãNä3ÏZøóã ª!$# `ÏB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù bÎ) uä!$x© 4 cÎ) ©!$# íOÎ=tæ ÒOÅ6ym ÇËÑÈ
“Dan jika kamu
khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari
karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana”. (QS. At-Taubah : 28)
Adapula
pendapat setengah ulama, bahwa diantara ayat-ayat al-Qur’an ada yang diturunkan
bercerai-berai, dan ada yang diturunkan berkumpul-kumpul.
D.
Hubungan Al-Qur’an dengan kitab-kitab Allah
Telah kita ketahui bahwa seorang Nabi
menerima syariat melalui wahyu yang berasal dari Tuhan untuk dirinya dan juga bisa
diberikan kepada umat-umatnya. Sedangkan Rasul adalah seorang nabi yang
bertugas menyampaikan syariat, petunjuk atau hal lainnya kepada sebagian umat
yang menjadi tanggungannya, Jadi seorang Rasul pastilah dia seorang nabi dan
seorang nabi belum tentu berfungsi sebagai Rasul.
Rasul menerima suhuf atau kitab, yang
dalam arti harfiahnya bermakna lembaran-lembaran yang tertulis, tertulis dalam
arti belum tentu yang ditulis oleh si penerima wahyu, tentang syariat, perintah
atau larangan, diantaranya adalah :
- Nabi Musa AS diberikan kitab Taurat
- Nabi Daud AS diberikan kitab Zabur
- Nabi Isa AS diberikan kitab Injil
- Nabi Muhammad SAW diberikan kitab Al-Qur’an
Semua kitab-kitab tersebut berasal dari
Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu, Tuhan Semesta Alam, Allah SWT. Oleh karena
sumbernya satu, maka semua ajarannya adalah sejalan selaras dan bisa dijadikan
dasar untuk membenarkan kitab-kitab sebelumnya. Allah SWT menurunkan kitab
kepada umat manusia dengan tujuan memberikan petunjuk jalan, hukum-hukum dan
syariat yang bisa digunakan oleh manusia yang beriman untuk keselamatan dunia
dan akhirat.
Hubungan al-Qur’an dengan kitab-kitab
Allah sebelumnya sangatlah erat. Dalam al-Qur’an telah terdapat rangkuman yang
mana terdapat dalam kitab sebelumnya, isi di dalamnya menerangkan bahwa untuk membenarkan
kitab-kitab sebelumnya, petunjuk jalan, pembeda antara yang bathil dan yang
hak, sebagai penerang. Al-Qur’an berisi segala sesuatu yang diperlukan oleh
manusia dan juga seluruh ilmu pengetahuan pun terdapat didalamnya.
Oleh karena itu al-Qur'an pantas
menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia, sepanjang zaman sampai hari kiamat.
E.
Fungsi Al-Qur’an
Al-Qur’an
memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
1) Sebagai
mukjizat Nabi Muhammad SAW.
Seperti yang
telah dijelaskan diatas, bahwa al-Qur’an merupakan mukjizat nabi Muhammad SAW.
2)
Petunjuk bagi manusia.
Allah
SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk umat manusia. Seperti yang dijelaskan
dalam surat (Q.S Al-Baqarah 2:185)
ãöky tb$ÒtBu
üÏ%©!$# tAÌRé&
ÏmÏù ãb#uäöà)ø9$#
Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9
;M»oYÉit/ur z`ÏiB
3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur
4 ÇÊÑÎÈ
(Beberapa hari yang ditentukan
itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
3) Sumber pokok ajaran Islam.
Fungsi
ini sudah diyakini dan diakui kebenarannya oleh segenap hukum Islam. Ajarannya
meliputi persoalan kemanusiaan secara umum, seperti hukum, ibadah, ekonomi,
politik, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
4) Peringatan dan
pelajaran bagi manusia.
Dalam
Al-Qur’an banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat terdahulu, baik
umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka yang menentang
dan mengingkari ajaran Nya. Bagi kita,umat yang akan datang kemudian tentu
harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang diterangkan
dalam Al-Qur’an.
Bibliografi
Fu’ad
Abdul Bᾱqi, Muhammad, Mu’jam Mufahros Li Al-Fadzil Qur’an, Kairo: Dar
el-Hadith.
Muhibbin
Syah, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an, Jakarta, Bulan Bintang.
Jalaluddin
Asy-Syuyuthi dan Jalaluddin Muhammad Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Tafsir Jalalain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar